Analisa Diri dalam Hubungan Keperawatan
Juwita Agustin Ratnadewi/ 0906510956
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk berdaptasi secara positif terhadap stress yang dialami. Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri, jadi analisa diri sendiri merupakan dasar utama untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Tulisan yang dibuat berdasarkan studi pustaka dan penelusuran dari internet ini bertujuan untuk memperjelas pentingnya analisa diri bagi perawat dalam menjaga komunikasi dengan klien agar tercapai hubungan terapeutik.
Analisa diri merupakan penyelidikan tentang kemampuan dan kepribadian seseorang dihubungkan dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996). Analisa diri pada perawat adalah proses stimulasi untuk menentukan keberhasilan setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat(Signori, 2010). Analisa diri erat kaitannya dengan kesadaran diri perawat karena merupakan evaluasi dari apa yang telah dilakukan perawat terhadap kliennya.
Analisa diri dilakukan oleh perawat yang sehari-harinya berhubungan langsung dengan klien. Dalam masalah ini, ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan efektif mempengaruhi kemampuan klien untuk mengekspresikan kebutuhan atau bereaksi pada lingkungan (Potter, Perry, 2002: 327). Untuk itulah, komunikasi antar klien dengan perawatnya harus terjaga dan berlangsung dua arah agar tidak terjadi kesalahpahaman pada kedua pihak.
Analisa diri terbagi dalam 6 aspek. Diantaranya kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi keadaan, role model, altruisme (efektif dalam membantu), dan etik dan tanggungjawab (Mustikasari, 2009). Semua aspek itu harus selaras agar tidak terjadi salah komunikasi terhadap klien.
Analisa diri harus dilakukan perawat setiap waktu. Hal ini berkaitan dengan cara perawat memperlakukan klien, jadi ketika perawat merasa klien menjauhi dirinya seperti kasus topik 1, maka perawat harus segera melakukan analisa diri. Dengan demikian, perawat menjadi tahu dan sadar diri mengenai tingkah lakunya terhadap klien dan dengan segera dapat mengubah dan menyesuaikan diri dengan klien.
Perawat perlu melalukan analisa diri di manapun dia berada khususnya di lingkungan tempat dia bekerja. Perawat memiliki tanggungjawab besar terhadap perasaan psikologis klien sehingga dia harus mampu bertidak secara tepat ketika bertemu ataupun berhadapan dengan klien. Dengan demikian, sikap analisa diri perlu dilakukan perawat di lingkungan tempat kerjanya yang menunjang perannya sebagai perawat itu sendiri
Analisa diri itu sendiri dilakukan perawat secara sadar diri dengan melihat kondisi perubahan sikap klien kepadanya. Dalam topik 1 tersebut, perawat merupakan perawat yang memiliki kesadaran tinggi besar. Dia menyadari perubahan tingkah laku klien dan secara sadar melaporkannya ke kepala ruangan. Perawat tersebut juga memiliki sikap lapang dada karena mau mengoreksi sikapnya hingga dapat diterima secara baik oleh klien.
Perawat yang profesional selalu berupaya untuk melakukan analisa diri dalam berbagai keadaan. Untuk itu, diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik bagi perawat dalam menjalankan tugasnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan agar caring dapat dilakukan secara maksimal kepada klien. Dengan demikian, perawat dapat melakukan asuhan keperawatan yang benar dengan komunikasi yang baik.
Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1996). Balai Pustaka: Jakarta.
Mustikasari. “Analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik.” Style Sheet. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/3ef08926f9d2727cafe0fb53c036ff507a700ff8.pdf (4 Februari 2010).
Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of nursing. Missouri: Mosby.